NTT memiliki beraneka ragam bahan pangan, di antaranya padi, kedelai, sorgum, jagung, putak serta ubi. Namun kenyataannya, masyarakat NTT masih menganggap beras sebagai acuan utama pangan. Sehingga ketika ada daerah-daerah yang gagal panen padi, dianggap sedang mengalami musim kelaparan, dan mirisnya bantuan yang datang dari pemerintah seringkali berupa mie instan atau makanan instan lainnya. Pada tahun 2013, Perkumpulan PIKUL berhasil mengidentifikasi 5 jenis serealia buah yang merupakan pangan lokal di NTT, diantaranya terdapat 11 jenis umbi-umbian, 12 jenis kacang-kacangan dan 7 jenis batang, bunga, termasuk gewang. Hal tersebut sudah sangat sangat potensial menjadikan NTT sebagai pemilik ketahanan pangan yang beragam. Perkumpulan PIKUL merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang sering mengkampanyekan keberagaman pangan lokal di beberapa daerah yaitu; Semau dan Amfoang, dengan konsep yang dinamakan Travel and Writing Visit . Travel and Writing Visit adala
ANAKBARU yang mencandui hal baru.